Senin, 22 April 2013

Sejarah ikan lele sangkuriang


Sejarah ikan lele sangkuriang

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Secara bertahap akan kami postingan terkait hal tersebut.

Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan. Pertama, Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi. Kedua, Teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat. Ketiga, Pemasarannya relative mudah. Keempat, modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Pengembangan usaha budidaya ikan lele semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit.
Namun demikian perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat (inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah. Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai.
Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo Balai Benih Air Tawar (BBAT) Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk menghasilkan lele dumbo strain baru yang diberi nama lele Sangkuriang. Seperti halnya sifat biologi lele dumbo terdahulu, lele Sangkuriang tergolong omnivora. Di alam ataupun lingkungan budidaya, ia dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang kecil dan mollusca sebagai makanannya.
Untuk usaha budidaya, penggunaan pakan komersil (pellet) sangat dianjurkan karena berpengaruh besar terhadap peningkatan efisiensi dan produktivitas. Tujuan pembuatan Petunjuk Teknis ini adalah untuk memberikan cara dan teknik pemeliharaan ikan lele dumbo strain Sangkuriang yang dilakukan dalam rangka peningkatan produksi.

Perikanan untuk meningkatkan ketersediaan protein hewani dan tingkat konsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepadainstansi/pembudidaya yang memerlukan.
Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama Lele Sangkuriang. Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985.
Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina.


budidaya lele, baik aktivitas pembenihan ataupun pembesaran bisa dilakukan di kolam tanah, bak tembok atau bak plastik. budidaya di bak tembok serta bak plastik bisa memanfaatkan tempat pekarangan maupun tempat marjinal yang lain.
sumber air bisa menggunakan aliran irigasi, air sumu ( air permukaan atau sumur didalam ), maupun air hujan yan telah dikondisikan terlebih dulu. parameter mutu air yan baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang yaitu seperti berikut :
suhu air yang ideal untuk perkembangan ikan lele berkisar pada 22-32°c. suhu air akan merubah laju perkembangan, laju metabolisme ikan serta napsu makan ikan dan kelarutan oksigen didalam air.
ph air yang ideal berkisar pada 6-9.
oksigen terlarut didalam air mesti 1 mg/l.
budidaya ikan lele sangkuriang bisa dilakukan didalam bak plastik, bak tembok atau kolam tanah. didalam budidaya ikan lele di kolam yang butuh di perhatikan yaitu pembuatan kolam, pembuatan pintu pemasukan serta pengeluaran air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar